Pemilu 2009 sudah selesai digelar, rakyat ini pun serentak melakukan pencontrengan. Sejak awal pemilu 2009 ini di duga bakal rumit. Anggaran biaya yang besar, manipulasi DPT ( Daftar Pemilih Tetap), kertas suara yang besar, proses pembahasan UU Pemilu yang cukup alot, dan sebagainya. Selain rumit, pemilu sekarang juga menyimpan potensi ledakan sosial, yaitu ledakan para caleg yang stress atau frustasi karena gagal menjadi anggota legislatif. Lalu apakah benar Pemilu yang kesepuluh kalinya ini akan benar-benar bisa mewujudkan perubahan? Benarkah demokrasi (dengan pemilunya) bisa menjadi jalan PERUBAHAN?
Jika yang di maksudkan adalah perubahan sekedar perubahan jelas demokrasi menjanjikan itu. Bahkan dalam demokrasi bisa dikatakan tidak ada sesuatu yang tetap. Hal itu karena sistem dan aturan penentuannya diserahkan kepada manusia, sementara selera akal selalu berubah dari waktu ke waktu. Sesuatu yang di nilai baik hari ini bisa saja besok berubah menjadi sesuatu yang buruk. Hal itu wajar karena demokrasi adalah sistem buatan manusia yang tentu saja sarat dengan kelemahan dan kekuranan serta tidak bisa melepas diri dari berbagai kepentingan. Lebih dari itu, demokrasi sebagai sebuah sistem bertentangan dengan Islam, karena inti dari demokrasi adalah kedaulatan rakyat. Makna praktis dari kedaulatan adalah hak membuat hukum. Itu artinya demokrasi menjadikan rakyat riilnya adalah wakil-wakil rakyat sebagai pembuat hukum.
Sebaliknya, didalam Islam membuat dan menentukan hukum itu adalah hak Allah SWT. Artinya dalam Islam hanya syara yang berhak membuat hukum. Hanya sistem Islamlah yang bisa menjamin terwujudnya perubahan dan kehidupan yang lebih baik yang di ridhai oleh Allah SWT. Sistem Islam datang dari Pencipta manusia yang paling mengetahui hakikat manusia, apa yang baik dan tidak, yang manfaat dan yang madharat bagi manusia.
05 Mei 2009
Perubahan dengan Pemilu? Omong kosong!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “Perubahan dengan Pemilu? Omong kosong!”
Posting Komentar